Monday, March 30, 2015

Inovasi Teknologi pada perusahaan JNE

H. Soeprapto Suparno bersama Johari Zein mendirikan perusahaan PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau biasa yang dikenal dengan Tiki JNE pada tanggal 26 November 1990. Perusahaan ini memulai kegiatannya dengan delapan karyawan dan modal 100 miliar rupiah. Pusat kegiatan usahanya yaitu penanganan kegiatan kepabean, impor kiriman barang, dokumen, serta pengantaranya dari luar negeri ke Indonesia.]

Nilai-nilai dasar yang dianut JNE adalah jujur, adil, disiplin, tanggung jawab, kerjasama, peduli, dan visioner. Sedangkan filosofinya yaitu efektif, efisien, fleksibel, dan seimbang.

Tahun 1991, JNE memperluas jaringan internasional dengan bergabung sebagai anggota asosiasi perusahaan-perusahaan kurir beberapa negara Asia (ACCA) yang bermarkas di Hongkong yang kemudian memberi kesempatan kepada JNE untuk mengembangkan wilayah antaran sampai ke seluruh dunia.

Karena persaingannya di pasar domestik, JNE juga memusatkan memperluas jaringan domestik. Dengan jaringan domestiknya TIKI dan namanya, JNE mendapat keuntungan persaingan dalam pasar domestic. JNE juga memperluas pelayanannya dengan logistik dan distribusi.

Selama bertahun-tahun TIKI dan JNE berkembang menjadi dua perusahaan yang punya arah sendiri. Karena itu, keduanya menjadi saingan dan akhirnya JNE menjadi perusahaan sendiri dengan manajemen diri sendiri. JNE meluncurkan logonya sendiri pada tahun 2000 dan berpisah dari TIKI. JNE lalu berusaha melakukan inovasi dengan memberikan layanan yang berbeda dengan TIKI. Kesan awal, masyarakat menganggap layanan JNE lebih mahal dari yang lainnya. Ini karena segemen yang dibidik memang segmen premium.

Pengembangan produk dan layanan yang berbeda di JNE antara lain menyediakan jasa kurir, logistic, money remittance hingga jasa kargo. Sebagai sister company dengan TIKI, secara etika bisnis, JNE menghadapi kesulitan tidak boleh beradu harga dan layanan dengan TIKI. Namun, ternyata industri pengiriman berkembang dan pasarnya ikut membesar sehingga JNE tidak perlu berebut pasar. Perlahan-lahan JNE menemukan banyak layanan baru yang tidak terpikir sebelumnya.

JNE lalu membeli gedung pada tahun 2002 dan mendirikan JNE Operations Sorting Centers. Tahun 2004 JNE membeli gedung baru yang merupakan kantor pusat JNE dan kedua gedung ini berada di Jakarta.

Dari tahun ke tahun, pertumbuhan bisnis JNE semakin baik, bahkan di atas rata-rata pertumbuhan industri. Industri sendiri bertumbuh hanya sebesar 10% - 15%, namun bisnis JNE tumbuh hingga 20% tiap tahunnya. Resep keberhasilan JNE adalah tidak mau menunggu konsumen. Lebih baik, JNE menjemput bola. Kurir JNE langsung menjemput barang ke rumah konsumen yang ingin mengirimkan barang. Hanya dengan menelepon, kurir pasti datang ke rumah.

Kalau masih kuatir nilai barang tidak sesuai dengan nilai 10x pengiriman, JNE menganjurkan agar konsumen untuk mengansuransikan barangnya. JNE berkomitmen memberikan layanan yang terbaik. Standar JNE, kalau sampai perusahaan asuransi tidak membayar klaim sesuai hari yang ditentukan, JNE bersedia menggantikan dengan membayar klaim konsumen. Bagi JNE, barang sampai tujuan pelanggan adalah harga mati. Selain itu, sebanyak 170 titik jaringan yang sudah online. Ini memudahkan JNE dan pelanggan untuk mengawasi pengiriman barang.

Satu lagi layanan inovatif dari JNE, Pesona. Pesona adalah pesanan oleh-oleh Nusantara. Setiap orang bisa saling mengirimkan makanan khas daerah tertentu ke sanak keluarga di daerah lain. Contoh, mau kasih oleh-oleh kerupuk bangka ke keluarga di Jakarta. Anda cukup telepon JNE dan JNE akan carikan toko kerupuk yang terkenal di Bangka dan segera dikirimkan. Bahkan, es krimpun bisa dikirimkan melalui JNE.

Tidak sampai di situ, JNE banyak melakukan inovasi-inovasi unggul lainnya. JNE sekarang membuka bisnis baru yakni trucking. Ini adalah layanan pengiriman barang-barang kebutuhan pokok. Layanan trucking ini dilengkapi dengan GPS agar terpantau. JNE juga bekerjasama dengan perusahaan pengiriman barang, UPS. Konsumen bisa mengirimkan barang ke luar negeri lewat UPS ini. Rencana selanjutnya, JNE berencana terjun ke bisnis surat-menyurat di bawah 500 gram. Bisnis yang sebelumnya dimonopoli PT. Pos Indonesia, dengan pencabutan aturan ini maka membuka peluang bagi JNE. JNE saat ini tinggal menunggu aturan pemerintah yang mengatur soal bisnis ini.

Saat ini JNE didukung oleh lebih dari 1000 karyawan dan tidak kurang dari 1.500 gerai yang tersebar luas di Indonesia. Kehandalan JNE juga telah dibuktikan dengan diraihnya berbagai bentuk penghargaan serta sertifikasi ISO 9001:2000 atas jasa layanan yang telah diberikan. Layanan terbaik adalah harga mati bagi JNE. Karena itu, sangat wajar kalau JNE punya SDM yang handal. Bahkan departemen HRD mempunyai empat divisi yaitu intelektual (berhubungan dengan pekerjaan), training (bertugas untuk kegiatan outbound dan memberikan training), spiritual (mengatur kegiatan keagamaan), dan fisikal (berhubungan dengan aktivitas kebugaran badan karyawan). Pemimpin perusahaan JNE berkata, “Setiap masa selalu ada tantangannya, tapi kita tetap harus maju menghadapi tantangan itu.”

Review 2 perusahaan di bawah 1 management


Pada tanggal 26 November 1990, H Soeprapto Suparno mendirikan perusahaan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir. Perusahaan ini mulai sebagai divisinya PT Citra Van Titipan Kilat (TiKi) yang bergerak dalam bidang internasional.

Dengan delapan orang dan kapital 100 miliar rupiah JNE memulai kegiatan usahanya yang terpusat pada penanganan kegiatan kepabeanan, impor kiriman barang, dokumen serta pengantaranya dari luar negeri ke Indonesia.

Pada tahun 1991, JNE memperluas jaringan internasional dengan bergabung sebagai anggota asosiasi perusahaan-perusahaan kurir beberapa negara Asia (ACCA) yang bermakas di Hong Kong yang kemudian memberi kesempatan kepada JNE untuk mengembangkan wilayah antaran sampai ke seluruh dunia.

Karena persaingannya di pasar domestik, JNE juga memusatkan memperluas jaringan domestik. Dengan jaringan domestiknya TiKi dan namanya, JNE mendapat keuntungan persaingan dalam pasar domestik. JNE juga memperluas pelayanannya dengan logistik dan distribusi.

Selama setahun-tahun TiKi dan JNE berkembang dan menjadi dua perusahaan yang punya arah diri sendiri. Karena ini dua-duanya perusahaan menjadi saingan. Akhirnya JNE menjadi perusahaan diri sendiri dengan manajemen diri sendiri. JNE menlancar logo sendiri dan membedakan dari TiKi.

JNE juga membeli gedung-gedung pada tahun 2002 dan mendirikan JNE Operations Sorting Center. Kemudian gedungnya untuk pusat kantor JNE juga dibelikan dan didirikan pada tahun 2004. Dua-duanya berada di Jakarta.

Perizinan

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) No. 04416/1.824.51
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 01.539.710.2-036.000
Surat Izin Pengusaha Jasa Titipan (SIPJT) No. 240/SIPJT/DIRJEN/1996
Surat Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (SIUPJT) No. B.272/AL.003/KW.IX/99
Sertifikat Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) No. 275/WBC.45/KJ-03/PPJK/1997
Angka Pengenal Importir-umum (APR-U) No. 090200596
Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas (TDPPT) No. 09.02.1.63.07745
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. PEM-002 45/WPJ.05/KP 0803/2007
Domisili No.281/1.824.03/2009

PENGHARGAAN & KEANGOTAAN
Penghargaan


ADIKARYA POS - Tahun 1998
ADIKARYA POS - Tahun 2001 
SATYALANCANA WIRAKARYA - Tahun 2004.
SUPERBRANDS Indonesia - Tahun 2005 
ANUGRAH PRODUK ASLI INDONESIA - Tahun 2008
SATYALANCANA WIRAKARYA - Tahun 2009
Western Union Award - Pertumbuhan Transaksi Tertinggi & Pertumbuhan Penerimaan Tertinggi Tahun 2010


Anggota Asosiasi

ASPERINDO (Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress Indonesia)
FIATA (International Federation of Freight Forwarders Associations)
IATA (International Air Transport Associations)
GAFEKSI (Gabungan Forwarder & Expedisi Indonesia)
Sertifikat
ISO 9001 - 2000 - diraih tahun 2004
ISO 9001 - 2000 - diraih tahun 2009 
ISO 9001 - 2008 - diraih tahun 2010

Jenis-Jenis Pengiriman JNE

1. OKE  :  Estimasi lama pengiriman 4-7hari keja JNE , Harga pengiriman Paling Murah di JNE
2. REG  :  Estimasi lama pengiriman 2-3hari keja JNE , Harga pengiriman biasa nya +5000 dari harga OKE di JNE
3. YES  :  Estimasi lama pengiriman 1hari keja JNE , Harga pengiriman biasa nya +10000 dari harga OKE di JNE


Visi :

Menjadi Perusahaan Logistik Utama Kelas Dunia

Misi :

Memberi Pengalaman Terbaik kepada Pelanggan Secara Konsisten

Referensi :

http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000012205666/sejarah-jne-tiki-jalur-nugraha-ekakurir-info-wajib-buat-para-pedagang-online

http://highlevel4.blogspot.com/p/shipping.html


PPT :

http://www.slideshare.net/harleith/kepemimpinan-46415095

Sunday, March 22, 2015

PT Telkomsel

Sejarah PT Telkomsel

Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk mencapai visi tersebut, Telkomsel harus terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat. Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai teknologi telekomunikasi selular di Indonesia. Telkomsel merupakan operator yang pertama kali melakukan uji coba teknologi jaringan pita lebar LTE. Di kawasan Asia, Telkomsel menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan untuk menara-menara base Transceiver Station (BTS). Keunggulan produk dan layanannya menjadikan telkomsel sebagai pilihan utama pelanggan di seluruh Indonesia.

Memasuki era ICT (Information and Communication Technology), Telkomsel terus mengoptimalkan pengembangan layanan di Indonesia dengan memanfaatkan potensi sinergi perusahaan induk yaitu PT Telkom (65%) dan SingTelMobile (35%). Telkomsel terus mengembangkan layanan telekomunikasi selular untuk mengukuhkan posisi sebagai penyedia layanan gaya hidup selular, a truly mobile lifestyle.

Dari Telkomsel untuk Indonesia

Telkomsel memiliki komitmen untuk menghadirkan layanan mobile lifestyle unggulan sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan langganan. Telkomsel menghadirkan teknologi agar bangsa Indonesia dapat menikmati kehidupan yang lebih baik di masa mendatang dengan tetap mendukung pelestarian negeri.

Visi Telkomsel

Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media, Edutaionment dan Services (“TIMES”) di kawasan regional.

Misi Telkomsel

-         Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.
-         Menjadi model penyelenggaraan korporasi terbaik di Indonesia.

Visi dan Misi di tetapkan berdasarkan keputusan Komisaris PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk No.09/KEP/DK/2012 pada tanggal 30 Mei 2012.

Corporate Culture         : The New Telkom Way
Basic Belief          : Always The Best
Core Values                   : Solid, Speed, Smart
Key Behaviors     : Imagine, Focus, Action

Serta Inisiatif Strategis
1.     Pusat Keunggulan.
2.     Menyelaraskan implementasi broadband melalui layanan konvergen.
3.     Percepatan implementasi broadban melalui layanan konvergen.
4.     Pengelolaan portofolio nirkabel.
5.     Mengintegritasikan solusi ekosistem telkom group.
6.     Berinvestasi di layanan teknologi informasi.
7.     Berinvestasi di bisnis media dan edutainment.
8.     Berinvestasi di bisnis wholesale dan peluang bisnis internasional yang strategis.
9.     Memaksimalkan nilai aset di bisnis yang saling terkait.
10.                        Mengintegritasikan Next Generation Network (NGN) dan Operational support system, Business support system, Customer support system and Enterprise relations management (OBCE) untuk mencapai penyempurnaan beban biaya.

Inisiatif strategis ditetapkan berdasarkan keputusan komisaris PT Telekomunikasi indonesia, Tbk No. 09/KEP/DK/2012 yang di tetapkan pada 30 mei 2012.

Nilai-nilai perusahaan

Budaya Perusahaan The Telkom Way memiliki lima nilai Perusahaan yaitu: Commitment to long-term, Customer First, Caring meritocracy,Co-creation of win-win partnership, dan Collaborative innovation Collaborative innovation yang selanjutnya kami sebut dengan istilah 5C.

Bisnis kami adalah T.I.M.E.S

-         Kami Sangat bangga melayani lebih dari 151,9 juta pelanggan yang terdiri dari seluler (Telkomsel) lebih dari 125 juta ddan pelanggan tetap 25,8 juta
-         Kami juga menyediakan beragam layanan komunikasi lain termasuk layanan interkoneksi jaringan telepon, multimedia, data dan layanan  terkait komunikasi internet, sewa transponder satelit, sirkit langganan, televisi berbayar dan layanan VoIP
-         Kami mendominasi lebih dari 60% pangsa pasar broadband di Indonesia yang mencapai lebih dari 19 juta pelanggan. Kami sangat bangga bahwa bisnis layanan data, internet, dan Teknologi informasi yang kami layani ini mampu mengkontribusi 35% terhadap total pendapatan perusahaan.
-         Kapasitas gateway internet kamis yang terbesar di Indonesia, saat ini sudah lebih dari 106,4 Gbps. Kami selalu memastikan kecukupan kapasitas gateway internet agar mampu mengantisipasi pertumbuhan trafik broadband yang tinggik baik fixed broadband maupun mobile broadband.

Struktur Organisasi Perusahaan
Telkom telah mencanangkan sebuah grand strategy menuju sustenaible competitive growth, dengan sasaran sebagai berikut:
1.     Pertumbuhan organik yang akan dicapai dengan penguatan bisnis, inti melalui fokus pada strategi segmentasi pelanggan yaitui layanan konsumer, layanan enterprise, dan layanan wholesale dan international, yang didukung oleh 10 juta sambungan POTS dan 5 juta sambungan speedy
2.     Pertumbuhan inorganik yang anak dicapai melalui strategi relatedversification berupa pengembangan bisnis baru, pengolaan portofolio strategis, serta membangun sinergi antara kami dan entitas anak kami.

Dalam rangka implementasi yang efektif dari strategi-strategi tersebut di atas, di pandang perlu adanya beberapa hal sebagai berikut:
1.     Direktur yang focus menangani segmen layanan whosale dan internasional
2.     Direktur yang fokus menangani pengembangan portofolio bisnis
3.     Mekanisme atau model parenting yang mampu membangun sinergi antara Entitas anak dengan induk perusahaan maupun antar-Entitas anak.

Untuk itu, pada tahun 2012 telkom telah melakukan beberapa perubahan menyangkut pembagian tugas dan wewenang Direksi, sebagai berikut:
1.     Mengalihkan tugas dan wewenang penanganan di bisnis di segmen wholesale dan international, dari semula di bawah direktur Enterprise & Wholesale (EWS) menjadi di bawah Direktur Compliance & Risk management (CRM). Dengan demikian Direktur EWS dapat lebih fokus kepada pengembangan segmes bisnis Enterprise.
2.     Menambah tugas dan wewenang Direktur CRM untuk menangani segmen bisnis wholesale dan international, selain tugas dan wewenangnya sebagai Direktur CRM.
3.     Menyelesaikan tugas dan wewenang Direktur IT, Solution & Strategic Portofolio (ITSSP) agar lebih focus pada upaya inovasi dan pengembangan portofolio bisnis, dengan mengalihkan sebagian aktivitas Direktorat ITSSP, khususnya yang terkait dengan pengelolaan dan pendayagunaan IT dan tarif, menjadi di bawah Direktorat Network & Solution (NWS)
4.     Menambah tugas dan wewenang Direktur NWS untuk menangani pengelolaan dan pendayagunaan IT serta service operation & management, untuk mendukung upaya pengembangan bisnis yang sudah berjalan (established)

Selain itu, untuk membangun sinergi yang lebih efektif di lingkungan Telkom Group, Kami membentuk struktur dewan Eksekutif beranggotakan empat direktur Utama dari Entitas Anak. Dewan eksekutif menjalankan tugas advisory  terkait dengan formulasi strategi, perencanaan, penetapan kebijakan serta pemantauan kinerja, untuk masing-masing lini bisnis yaitu bisnis seluler, bisnis internaitional, bisnis IME dan bisnis menara telekomunikasi.

Referensi:
- id.m.wikipedia.org

- www.telkom.co.id/visi-misi-dan-tujuan.html

- www.telkom.co.id/struktur-organisasi-perusahaan.html


- www.telkom.co.id/bisnis-kami-adalah-T-I-M-E-S.html

 PPT = http://www.slideshare.net/harleith/softskill-46137997

Sunday, March 15, 2015

Peran IT dalam menghadapi MDGS 2025

Apa itu MDGS ?

Pada September 2000, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millennium Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) sebanyak 189 Negara sepakat untuk mengadopsi Deklarasi Milenium yang kemudian dijabarkan dalam kerangka praktis. Tujuan Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals/MDGs). MDGs yang menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus, memiliki tenggat waktu (2015) dan indikator kemajuan yang terukur.

Saat ini, tersisa waktu sekitar 5 tahun bagi negara berkembang anggota PBB, untuk menyelesaikan dan mengupayakan pencapaian 8 tujuan Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals/MDGs) – terkait pengurangan kemiskinan, pencapaian pendidikan dasar, kesetaraan gender, perbaikan kesehatan ibu dan anak, pengurangan prevalensi penyakit menular, pelestarian lingkungan hidup, dan kerjasama global. MDGs yang didasarkan pada konsesnsus dan kemitraan global ini, juga menekankan kewajiban negara maju untuk mendukung penuh upaya tersebut.

Komitmen Indonesia untuk mencapai MDGs adalah mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia. Karena itu, MDGs merupakan acuan penting dalam penyusunan Dokumen Perencanan Pembangunan Nasional. Pemerintah Indonesia telah mengarusutamakan MDGs dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005 – 2025), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2005 – 2009 dan 2010 – 2014), Rencana Pembangunan Tahunan Nasional (RKP), serta dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN).

Peran IT ?

  1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
  2. Mewujudkan bangsa yang berdaya – saing.
  3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
  4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
  5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
  6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.
  7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional dan,
  8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.
Kesimpulan :

Target MDGS 2025 ini adalah target MDGS 2025 ini merupakan kegiatan yang diadakan untuk mensejahterakan bangsa/negara dengan kurun waktu yang ditentukan dengan target-target yang harus dicapai untuk mewujudkan pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) dengan memfokuskan pembangunan manusia atau kualitas manusia didalam negaranya. Pendapat saya mengenai hal ini, bahwa kita sebagai pelajar, anak-anak bangsa indonesia, generasi penerus bangsa yang cinta tanah air tempat kelahiran kita ini, harus belajar dengan sungguh-sungguh dan menambah wawasan yang seluas-luasnya agar ketika kita lulus dan siap terjun ke dunia pekerjaan, kita memiliki kualitas yang cukup untuk membangun bangsa indonesia agar menjadi bangsa yang maju dan mencapai target MDGS 2025.

Referensi : 
http://kesehatanlingkungan-indonesia.blogspot.com/2013/04/target-mdgs-indonesia.html
https://senadhika6.wordpress.com/2014/10/01/mdgs-2025/

PPT : http://www.slideshare.net/harleith/teori-organisasi-kelompok-2

Sunday, March 8, 2015

Masyarakat Ekonomi Asean 2015

ASEAN Community merupakan komunitas negara-negara yang bergabung di The Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), yang bekerjasama di beberapa bidang antara lain bidang ekonomi, sosial budaya, dan politik-keamanan. Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) adalah salah satu keputusan Bali Concord II, yang mensyaratkan sebelum 2015 Asia Tenggara akan menjadi satu pasar tunggal dan basis produksi. Artinya, sebelum 2015 semua rintangan perdagangan akan diliberalisasi dan diregulasi. Semua arus perdagangan akan dibebaskan dari biaya tarif yang selama ini menjadi penghalang perdagangan dan implementasi proteksionisme.
“Satu Visi – Satu Identitas – Satu Komunitas” – menjadi visi dan komitmen bersama yang hendak diwujudkan oleh ASEAN pada tahun 2020. Tetapi mungkinkah cita-cita tersebut dapat dicapai oleh negara-negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunai Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar) dalam waktu kurang dari satu dasawarsa lagi. Berdasarkan catatan dan laporan dari berbagai sumber menunjukkan bahwa cita-cita bersama yang terintegrasi dalam suatu komunitas yang disebut Masyarakat Asean (Asean Community) ini masih harus menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang terdapat pada masing-masing negara anggota.
Penulis melihat beberapa latar belakang pembuatan keputusan ini dalam beberapa kerangka besar. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang luar biasa dari China dan India menjadi fenomena yang disebut sebagai kebangkitan Asia. Salah satu penopang pertumbuhan ekonomi China adalah pasar yang besar, sehingga bisa menggerakkan konsumsi dalam negeri. Walaupun negara Asia sudah mulai pertumbuhan cepatnya pada tahun 1970 di negara seperti Jepang dan Korea Selatan, namun perbedaan negara Asia Tenggara dengan kedua negara tersebut adalah basis produksinya. Seperti yang kita tahu, Jepang dan Korea Selatan basis produksinya adalah industri teknologi tingkat tinggi. Asia Tenggara bisa meniru pertumbuhan ekonomi China dan India dengan mengintegrasikan beberapa negaranya menjadi pasar yang tunggal.
Kedua, bukti yang nyata dan tak terelakkan lagi bahwasanya masyarakat Asia yang menerapkan ekonomi pasar bebas telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang spektakuler.
Menurut Kishore Mahbubani, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berbasis pada perdagangan bebas sudah mengentaskan jutaan warga miskin absolut di Asia Timur. China, yang sudah mengalami pertumbuhan spektakuler akhir-akhir ini sudah mengurangi sekitar 400 juta warga miskin absolut sejak mereka memulai revolusi perekonomian pada tahun 1970. Dan pada tahun 2030 seperlima warga miskin di Asia sekarang akan berkurang. Fakta-fakta tersebut mendorong negara-negara Asia Tenggara yang sedang menggenjot pertumbuhan semakin termotivasi.
Ketiga, prediksi yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Mckinsey Global Institute (MGI) yang menyatakan bahwa salah satu negara Asia Tenggara, Indonesia pada tahun 2030 akan menempati 7 besar ekonomi dunia. Konsumsi dalam negeri yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 45 juta, akan meningkat dua kali lipat menjadi 90 juta. Hal tersebut menjadi peluang tersendiri bagi negara-negara di Asia Tenggara dengan menjadikan Indonesia yang bergeliat ekonominya sebagai mesin pendorong pertumbuhan negara-negara di Asia Tenggara. Dengan jumlah pasar lebih dari dua kali lipat penduduk Indonesia, industri Indonesia juga akan semakin berkembang dengan memperluas pangsa pasar mereka.
Permasalahan
Permasalahan apa saja yang akan Indonesia hadapi pada MEA 2015 dan bagaimana cara mengatasinya?
Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan adalah studi pustaka. Penulis mengumpulkan referensi-referensi yang berkaitan dengan artikel ini dari berbagai sumber di Internet.
Kandungan Teori Keilmuan
Komunitas Ekonomi ASEAN
ASEAN Economic Community - Tujuan dibentuknya "Komunitas Ekonomi ASEAN" tidak lain untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN. Membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Kita tahu sekarang ini di Amerika dan Eropa masih mengalami krisis ekonomi. Dan dengan terbentuknya Komunitas Ekonomi ASEAN diharapkan akan bisa mengatasi masalah-masalah dalam bidang perekonomian antar negara ASEAN.
Terciptanya kawasan pasar bebas ASEAN. Nah ini merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku usaha di negara ASEAN. Persaingan produk dan jasa antar negara ASEAN akan diuji disini.
Sejarah Singkat ASEAN Economic Community (AEC) 2015
Dalam kerjasama ASEAN di bidang ekonomi, pada awalnya kerjasama difokuskan dengan pemberian prefensi perdagangan (Predential trade), usaha patungan (Joint Venture) dan skema saling melengkapi (Complementation scheme) antar pemerintah negara-negara anggota maupun pihak swasta di kawasan ASEAN, seperti Industrial Project Plan (1976), Prefential Trading Area (1977), ASEAN Industrial Complement Scheme (1981), ASEAN Joint Venture Scheme (1981) dan Enhanched Prefential Trading Arengement (1987).Pada dekade 80-an dan 90-an, ketika antar negara di berbagai belahan dunia melakukan upaya-upaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negara-negara ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan saling membuka perekonomian mereka, guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan. Pada KTT ke-5 di Singapura tahun 1992 telah ditandatangani Framewok Agreement Enchanching ASEAN Economic Cooperation sekaligus menandai dicanangkannya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tanggal 1 Januari 1993 dengan Common Efective Prefential Tariff (CEPT) sebagai mekanisme utama. Pendirian AFTA memberikan implementasi dalam bentuk pengurangan dan eliminasi tarif, penghapusan hambatan-hambatan non-tarif, dan perbaikan terhadap kebijakan- kebijakan fasilitas pedagangan.
Dalam perkembangannya, AFTA tidak hanya difokuskan pada liberalisasi perdagangan barang, tetapi juga perdagangan jasa dan investasi. Sejalan dengan perkembangan konstelasi global, ASEAN pun mengalami pengembangan pesat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seperti yang telah dikemukakan di atas, pada awal berdirnya, ASEAN mencurahkan perhatiannya untuk membangun rasa saling percaya (confidence Bulding Measure), itikad baik dan mengembangkan kebiasaan secara terbuka dan dinamis diantara sesama angotanya.Menjelang usianya yang ke-40, ASEAN telah mencapai tingkat koefisitas dan memiliki rasa saling percaya yang cukup tinggi dantara para anggotanya serta mulai menyentuh kerjasama di bidang-bidang yang dianggap sensitif. Perkembangan ASEAN yang pesat tersebut tidak terlepas dari pengaruh lingkungan baik di dalam maupun luar kawasan yang turut membentuk dan memperkaya pola-pola kerjasama diantara negara anggota ASEAN. Pengalaman kawasan Asia Tenggara semasa krisis keuangan dan ekonomi Tahun 1997-1998 memicu kesadaran ASEAN mengenai pentingnya peningkatan dan perluasan kejasama intra kawasan.
Perkembangan ASEAN memasuki babak baru dengan diadopsinya Visi ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997 yang mencita-citakan ASEAN sebagai Komunitas negara-negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil, sejahtera, saling perduli, diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020. Selanjutnya ASEAN juga mengadopsi Bali Concord II pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 yang menyetujui pembentukan Komunitas ASEAN. Pembentukan Komunitas ASEAN ini merupakan bagian dari upaya ASEAN untuk lebih mempererat integrasi ASEAN. Selain itu juga merupakan upaya evolutif ASEAN untuk menyesuaikan cara pandang agar dapat lebih terbuka dalam membahas permasalahan domestik yang berdampak pada kawasan tanpa meninggalkan prinsp-prinsip utama ASEAN, yaitu: saling menghormati (Mutual Respect), tidak mencampuri urusan dalam negeri (Non- Interfence), konsensus, diaog dan konsultasi. Komunitas ASEAN terdiri dari tiga pilar yang termasuk di dalamnya kerjasama di bidang ekonomi, yaitu:
 Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Comunity/ASC),
 Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC),
 dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Sosio-Cultural Community/ASCC). Pencapaian Komunitas ASEAN semakin kuat dengan ditandatanganinya ”Cebu Declaration on the Estabilishment of an ASEAN Community by 2015” oleh para pemimpin ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu Filiphina, 13 Januari 2007. Dengan ditandatanganinya deklarasi
ini, para pemimpin ASEAN menyepakati percepatan pembentukan Komunitas ASEAN/ASEAN Community dari tahun 2020 menjadi 2015.
Lalu komimen tersebut, khususnya di bidang ekonomi, dilanjutkan dengan penandatanganan ASEAN Charter/Piagam ASEAN beserta cetak biru AEC 2015 pada KTT ASEAN ke-13 di Singapura, pada tanggal 20 November 2007. Penandatanganan Piagam ASEAN beserta cetak birunya AEC adalah merupakan babak baru dalam kerjasama ASEAN di bidang ekonomi diusianya yang kempat puluh tahun. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa AEC adalah merupakan salah satu dari tiga pilar utama dalam ASEAN Community 2015, yang ingin membentuk integrasi ekonomi di kawasan ASEAN Tenggara. AEC memiliki lima (5) pilar utama, yakni:
1. Aliran bebas barang (free flow of goods),
2. Aliran bebas jasa (free flow of sevice),
3. Aliran bebas investasi (free flof of investment),
4. Aliran bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labour),
5. Aliran bebas modal (free flow of capital)
Karakteristik dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas. dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Pada saat yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan VietNam melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya. Bentuk Kerjasamanya adalah:
1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas;
2. Pengakuan kualifikasi profesional;
3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan;
4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;
5. Meningkatkan infrastruktur
6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;
7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah;
8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan, karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
1. Pasar dan basis produksi tunggal,
2. Kawasan ekonomi yang kompetitif,
3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata
4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
Karakteristik ini saling berkaitan kuat dengan memasukkan unsur-unsur yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan konsistensi dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan.
Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari MEA 2015, yaitu agar dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, meningkatkan kesejahteraan jutaan orang yang hidup di Asia Tenggara, khususnya
Indonesia, tumbuhnya wirausaha baru yang inovatif, meningkatkan akses kredit perbankan bagi UMKM khususnya untuk KUR dan pembiayaan lainnya.
Upaya Mengatasi Masalah
Keterbatasan infrastruktur dalam negeri menjadi masalah krusial menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) 2015 mendatang. Persoalan ini tentunya harus diselesaikan oleh pemerintah dalam jangka waktu dua tahun mendatang. Selain menyiapkan Rancangan Instruksi Presiden tentang Peningkatan Daya Saing Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 nanti, pemerintah juga menyiapkan beberapa strategi.
Pertama, terkait infrastruktur. Upaya yang sedang dan akan terus dilakukan adalah memanfaatkan pelabuhan dan bandara berstatus internasional serta PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) untuk meningkatkan promosi investasi di bidang infrastruktur. Selain itu, meningkatkan kerjasama infrastruktur dengan sektor swasta, meningkatkan anggaran dalam pembangunan infrastruktur dan pembangunan konektivitas antar provinsi, meningkatkan kerjasama subregional agar pembangunan infrastruktur tidak terkonsentrasi di Semenanjung Malaya dan Indochina. Juga, meningkatkan pasokan energi dan listrik agar dapat bersaing dengan negara yang memiliki infrastruktur yang lebih baik.
Kedua, dalam upaya mendorong pengembangan industri nasional, pemerintah akan memberikan insentif fiskal. Pemberian insentif fiskal dan tersebut seperti pembebasan Pajak Penghasilan badan untuk jangka waktu 5 sampai dengan 10 tahun serta tambahan pengurangan Pajak Penghasilan sebesar 50 persen selama dua tahun untuk industri pionir. Ditambah lagi dengan investement allowance sebesar 30 persen dari nilai penanaman modal, percepatan penyusutan dan amortisasi yang dipercepat, pengurangan tauf PPh atas dividen luar negeri dan perpanjangan kompensasi kerugian bagi investasi di bidang usaha atau daerah dengan prioritas tinggi skala nasional.
Ketiga, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pengembangan KEK ini, kata Gita, merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan daya saing ekonomi menyongsong AEC 2015. Fungsi KEK adalah untuk melakukan dan mengembangkan usaha di bidang
perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata dan bidang lain.
Kesimpulan
ASEAN Economic Community merupakan hasil dari Declaration of ASEAN Concord II atau Bali Concord II, yang merupakan keputusan Kepala Negara dari 10 Negara yang tergabung dalam The Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), dimana isi dari deklarasi tersebut salah satunya adalah mensyaratkan sebelum 2015 Asia Tenggara akan menjadi satu pasar tunggal dan basis produksi. Oleh karenanya dalam menghadapi hal tersebut pemerintah Indonesia telah mempersiapkan strategi dalam mengadapi ASEAN Economic Community 2015.
Dengan disahkan dan disepakatinya hasil Bali Concord II tersebut maka otomatis Indonesia akan menghadapi fenomena pasar bebas, dimana barang-barang import akan mudah masuk di pasar Indonesia dan ikut bersaing dengan produk lokal Indoensia sendiri. Namun dari beberapa fakta membuktikan bahwa negara-negara yang mengadakan kesepakatan pasar bebas mengalami penikatan yang pesat (contohnya: India dan Cina).
Saran
Untuk menghadapi MEA 2015, pemerintah Indonesia sebaiknya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) warganya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan sebagainya.

Referensi

http://asean.gunklaten.com/2013/06/Pengertian-Komunitas-ASEAN-2015.html
http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/12/indonesia-asean-economic-community-2015-607350.html
http://seputarpengertian.blogspot.com/2014/08/Pengertian-karakteristik-masyarakat-ekonomi-asean.html
http://swa.co.id/business-strategy/tantangan-dan-peluang-ukm-jelang-mea-2015
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_kerja_aec
http://www.slideshare.net/irvandberutu/makalah-asean-ekonomi-comunity-aec
http://voi.rri.co.id/voi/post/berita/81090/fokus/pasar_indonesia_paling_potensial_menghadapi_masyarakat_ekonomi_asean_2015.html
 http://www.academia.edu/9385385/Dampak_Positif_Berlakunya_Masyarakat_Ekonomi_Asean_2015
http://www.berdikarionline.com/opini/20141008/mea-2015-dan-ancamannya-bagi-kaum-perempuan.html

Link Slideshare : http://www.slideshare.net/harleith/masyarakat-ekonomi-asean-2015

Tuesday, December 23, 2014

Komunikasi, Organisasi, dan Kepemimpinan

è  Pengertian Komunikasi

Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya Communication, menurut asal katanya berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio. Komunikasi adalah suatu proses ketika seseorang atau kelompok masyarakat menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungannya. Pada umumnya,komunikasi terjadi secara lisan atau verbal. Komunikasi dapat terjadi jika ada persamaan antara penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan.

Pengertian Komunikasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI terbitan Balai Pustaka, 2002), komunikasi adalah:
1. Pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak.
2. Perhubungan.

Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian komunikasi, berikut ini pengertian komunikasi menurut pendapat para ahli :
1. Carl I. Hovland
Hovland berpendapat mengenai pengertian komunikasi, menurutnya “Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan pesan (lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”.

2. Theodore M. Newcomb
Menurutnya pengertian komunikasi adalah “setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”.

3. Everett M. Rogers
Everett berpendapat bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka atau penerima”.

4. Onong Uchjana Effendy
Ia mengungkapkan pengertian dari komunikasi adalah “proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain”. Pikiran tersebut bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dll yang muncul dari pikirannya sendiri.

5. Hafield Cangara
Hafield menyatakan suatu definisi baru mengenai pengertian komunikasi, ia menyatakan bahwa “komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian”.

è Unsur-unsur komunikasi
1.       Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan melinatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim ineormasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.
2.       Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata massage, content atau informasi (Hafied Cangara, 2008;22-24).

3.       Media, Media adalah alat sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia seperti mata dan teliga. Pesan-pesan yang diterima pancaindra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Akan tetapi, media yang dimaksud dalam buku ini, ialah media yang digolongan atas empat macam, yakni: Media antarpribadi, untuk hubungan perorang (antarpribadi) media yang tepat digunakan ialah kurir /utusan, surat, dan telpon. Media kelompok, Dalam aktivitasa komunikasi yang melibatkan khlayak lebih dari 15 orang, maka media komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat, seminar, dan konperensi. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal penting yang dihadapi oleh suatu organisasi. Seminar adalah media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri 150 orang. Konferensi adalah media komunikasi yang dihadiri oleh anggota dan pengurus dari organisasi tertentu. Ada juga orang dari luar organisasi, tapi biasanya dalam status peninjau. Media publik, kalau khalayak lebih dari 200-an orang, maka media komunikasi yang digunakan biasanya disebut media publik. Misalnya rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Media massa, jika khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya digunakan media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Hafied Cangara, 2008;123-126).

4.       Penerima, Penerima adalah  pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.  Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience ataureceiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak adanya penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.

5.       Pengaruh atau efek, Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan

è Bagaimana menyalurkan ide melalui komunikasi?
Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan gerak gerik badan seperti tersenyum,menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu. Dalam menyalurkan ide atau solusi harus ada si pengirim (sender) dan si penerima (receiver). Ide-ide yang diambil pun tidak sembarangan, tetapi ada penyaringan dan seleksi untuk diambil ide manakah yang terbaik untuk di ambil dan dilaksanakan untuk oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan bersama,serta visi dan misi suatu organisasi.
 Adapun tahapan-tahapan cara menyalurkan ide melalui komunikasi :
-         Ide (gagasan) oleh sender.
-         Perumusan yaitu dalam perumusan ini ide si sender disampaikan oleh kata-kata.
-         Penyaluran (transmitting) yaitu penyaluran ini bisa lisan,tertulis,simbol maupun isyarat,dll.
-         Tindakan yaitu tindakan ini sebagai contoh perintah-perintah dalam organisasi  dilaksanakan.
-         Pengertian yaitu kata-kata si sender dalam perumusan tadi dijadikan ide oleh si penerima.
-         Penerimaan yaitu ide atau informasi ini diterima oleh penangkap berita (receiver).
 Dalam membina kerjasama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi. Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama, pada organisasi itu sangat penting dilaksanakannya komunikasi yang tepat dan se-efektif  mungkin sehingga koordinasi dan kerja sama benar-benar dilaksanakan dengan tepat juga.
è Hambatan-Hambatan Komunikasi
- Hambatan Teknis
     Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi. Sehingga  saluran komunikasi dapat diandalkan dan efisien sebagai media komunikasi. Menurut Chruden dan Sherman, dalam bukunya  Personnel Management , 1976, jenis hambatan teknis dalam komunikasi :
a. Tidak adanya rencana dan prosedur kerja yang jelas
b. Kurangnya informasi atau penjelasan.
c. Kurangnya keterampilan membaca.
d. Pemilihan media (saluran) yang kurang tepat.
- Hambatan Semantik
     Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikan dan komunikator), tapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara simbol dan dengan apa yang di simbolkannya dapat mengakibatkan data yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari misi komunikasi yang seperti ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihai kemungkinan penafsirannya  terhadap kata-kata yang dipakai.
-Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi, presepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan panca indera manusia,dll.
                    Menurut Chruden dan Sherman:
a. Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia yaitu perbedaan umur, perbedaan presepsi,perbedaan keadaan emosi, perbedaan status, keterampilan mendengarkan, penyaringan dan pencairan informasi.
b. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi yaitu Suasana iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staff dan efektifitas komunikasi organisasi.

è Klarifikasi komunikasi dalam Organisasi
Dalam komunikasi organisasi terdapat beberapa macam klasifikasi komunikasi dan diantaranya adalan sebagai berikut:
      I.        Dari segi sifatnya :
a.     Komunikasi lisan            : komunikasi yang langsung berbicara.
b.     Komunikasi tertulis         : komunikasi yang melalui tulisan.
c.     Komunikasi verbal          : komunikasi yang dibicarakan / diungkapkan.
d.     Komunikasi nonverbal     : komunikasi yang tersirat.
    II.        Dari segi arahnya :
a.     Komunikasi ke atas          : komunikasi dari bawahan ke atasan.
b.     Komunikasi ke bawah      : komunikasi dari atasan ke bawahan.
c.     Komunikasi horizontal     : komunikasi ke sesama manusia yang derajatnya / tingkatnya sama.
d.     Komunikasi satu arah       : Komunikasi tanpa ada timbal balik.
e.     Komunikasi dua arah       : komunikasi dengan adanya timbal bakik / saling berkomunikasi.
  III.        Dari segi lawannya :
a.     Komunikasi satu lawan satu :
berbicara dengan lawan bicara yang sama.
b.     Komunikasi satu lawan banyak(kelompok) :
berbicara antara satu orang dengan satu kelompok.
c.     Komunikasi  lawan kelompok :
berbicara antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.
  IV.        Dari segi keresmiannya :
a.     Komunikasi formal          : komunikasi yang langsung resmi.
b.     Komunikasi informal       : komunikasi yang tidak resmi.

è Faktor-faktor perubahan organisasi dan perubahan organisasi
faktok-faktor dan proses perubahan organisasi
Dalam organisasi pada hakekatnya itu terdapat beberapa faktor – faktor yang menyebabkan suatu perubahan dalam organisasi tersebut.Setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi itu sangatlah berpengaruh besar terhadap perkembangan atau bahkan penurunan dari organisasi tersebut dikarenakan karena ada sesuatu sistem yang berubah dari organisasi tersebut dari sistem sebelumnya,itulah yang disebut sebagai perubahan dimana cara – cara atau sistem – sistem lama dalam organisasi itu berganti dengan cara – cara atau sistem – sistem baru dalam organisasi.Untuk lebih jelasnya dibawah ini saya akan jelaskan beberapa faktor penyebab terjadinya perubahan dalam organisasi antara lain :

·         Faktor Ekstern ( Faktor Diluar Organisasi )
Faktor ekstern adalah faktor yang terjadi di luar sebuah organisasi tersebut,contohnya itu seperti : faktor Teknologi dan Pemerintahan yang mendukung suatu organisasi tersebut itu dapat berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.Selain itu ada lagi faktor ekstern seperti : Selera pasar yang semakin hari semakin cepat berubah tergantung dari selera konsumen,jadi perubahan tersebut sangat cepat terjadi.

·         Faktor Intern ( Faktor Didalam Organisasi )
Faktor Intern adalah faktor yang terjadi di dalam sebuah organisasi tersebut,contohnya itu seperti : faktor anggaran dalam organisasi itu,jadi yang menyebabkan perubahan dalam organisasi tersebut karena faktor anggaran adalah sistem atau kinerja dalam organisasi tersebut,misalnya anggaran yang lama tidak memiliki suatu peningkatan atau hanya disitu – situ saja,tetapi setelah adanya perubahan sistem anggaran yang baru dalam organisasi tersebut,anggaran organisasi tersebut menjadi meningkat dan manajemen keungannya juga bagus,itulah salah satu contoh perubahan intern dalam organisasi.
Faktor – faktor diatas adalah faktor – faktor yang menyebabkan organisasi tersebut mengalami perubahan baik di luar organisasi maupun di dalam organisasi.Perubahan tidak terjadi begitu saja atau tidak secepat yang kita bayangkan,misalnya suatu organisasi yang mikro pada awalnya,tiba – tiba suatu saat menjadi organisasi yang maju dan berkembang,tidak semudah itu.Semua itu perlu adanya proses yang dapat menunjang suatu organisasi itu mengalami perubahan yang lebih baik.Dan berikut saya akan jelaskan Proses perubahan :
Dalam suatu proses itu ada beberapa langkah untuk memenuhi tujuan organisasi tersebut yaitu :
è Mengadakan Pengkajian
Maksudnya adalah dalam organisasi tersebut diadakan suatu pengkajian atau proses penindak lanjutan kegiatan – kegiatan atau cara – cara apa saja dalam organisasi tersebut,misalnya diadakan pengkajian setiap sebulan sekali dalam organisasi tersebut agar organisasi tersebut itu update dengan info- info yang dapat menunjang kemajuan dan tujuan dari organisasi tersebut.
è Mengadakan Identifikasi
Maksudnya adalah melakukan penyelidikan atau pemeriksaan secara detail tentang permasalahan – permasalahan apa saja yang terjadi dalam organisasi tersebut,misalnya mengadakan identifikasi masalah kasus yang sedang terjadi dalam organisasi tersebut setiap seminggu sekali,langkah tersebut bertujuan agar dalam organisasi tersebut tahu bagaimana menyelesaikan masalah apa saja yang terjadi dalam organisasi tersebut.
è Menetapkan Perubahan
Maksudnya adalah menetapkan suatu perubahan yang baru atau bisa dikatakan sebuah sistem baru dalam organisasi tersebut,misalkan terjadi suatu perubahan sistem dalam organisasi tersebut dari sistem yang lama dengan sistem yang baru dan apabila dilihat dari kinerjanya sistem baru tersebut memang bagus dan berkembang dari sistem yang lama,maka perubahan sistem tersebut harus ditetapkan dan meninggalkan sistem yang lama.
è Menentukan Strategi
Maksudnya adalah sebelum melangkah dan memutuskan pilihan dalam suatu organisasi tersebut, harus ditentukan dulu matang – matang atau difikirkan terlebih dahulu kira – kira strategi apa yang dapat memajukan sebuah organisasi tersebut.
è Melakukan Evaluasi
Maksudnya adalah melakukan suatu perubahan – perubahan sikap dalam organisasi tersebut,misalnya kita cari dulu apa yang salah dalam organisasi tersebut dan solusi apa yang dapat menyelesaikan masalah tersebut lalu kita benarkan kesalahan – kesalahan tersebut dan tidak akan mengulanginya lagi,itulah yang disebut mengevaluasi atau bisa dikatakan melakukan sebuah perubahan atau perbaikan dalam organisasi tersebut,dengan sering kita mengevaluasi dalam organisasi tersebut, maka organisasi tersebut menjadi bersikap hati – hati dan teliti dalam setiap bertindak melakukan sesuatu yang berdampak langsung dalam organisasi tersebut.
Jadi pada intinya organisasi itu jangan cukup puas dengan apa yang sudah di dapat,terus mencari peluang – peluang apa saja yang kiranya dapat diminati oleh banyak orang dan dapat memejukan organisasi tersebut,menjalin komunikasi yang baik dan melakukan sebuah perubahan – perubahan besar yang dapat memajukan organisasi tersebut menjadi lebih baik dan juga merubah strategi – strategi lama dengan strategi – strategi baru yang dapat menunjang sebuah organisasi tersebut lebih berfikir kreatif dan berguna bagi organisasi – organisasi yang lain dan menciptakan sebuah inovasi baru dalam organisasi tersebut yang belum pernah ada sebelumnya,dengan begitu organisasi tersebut lama – kelamaan akan menjadi organisasi yang berkembang bahkan bisa maju.
è Proses perubahan
A.    Kekuatan-kekuatan eksternal
Perubahan organisasi terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam berbagai variable eksternal seperti system politik, ekonomi, teknologi, pasar, dan nilai-nilai. Kenaikan biaya dan kelangkaan berbagai SDA, keamanan karyawan dan peraturan-peraturan anti polusi, boikot pelanggan adalah beberapa contoh factor-faktor lingkungan yang merubah kehidupan orang baik sebagai karyawan maupun langgganan dalam tahun-tahun terakhir. Berbagai kekuatan eksternal dari kemajuan teknologi sampai kegiatan-kegiatan persaingan dan perubahan pola kehidupan, dapat menekan organisasi untuk mengubah tujuan, struktur dan metode operasinya.
Kekuatan-kekuatan perubahan eksternal, meliputi :
1.      Kebudayaan
2.      Pendidikan
3.      Sosial
4.      Politik
5.      Ekonomi
6.      Teknologi

B.     Kekuatan-kekuatan internal
Kekuatan-kekuatan pengubah internal merupakan hasil dari factor-faktor seperti tujuan, strategi, kebijaksanaan manajerial dan teknologi baru serta sikap dan perilaku para karyawan. Sikap dan ketidak puasan karyawan seperti ditunjukkan dalam tingkat perputaran atau pemogokan, dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam kebijaksanaan dan praktek manajemen.
Kekuatan-kekuatan perubahan internal, meliputi :
1.      Kegiatan-kegiatan karyawan
2.      Tujuan organisasi
3.      Strategi dan kebijaksanaa
4.      Teknologi

è Ciri-ciri pengembangan organisasi
Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat dan akurat tentang permasalahan yang dihadapi oleh suatu organisasi.
2. Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi terhadap suatu organisasi.
3. Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
4. Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5. Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara organisasi sau dengan organisasi yang lainnya.
6. berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
7. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Apabila selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang secara sederhana dapat diartikan sebagai :
Organisasi yang secara terus menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik lagi, memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas area belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.
è Metode pengembangan organisasi
1. Metode Pengembangan Perilaku
Metode pengembangan perilaku atau Behavioral Development Methode merupakan metode yang berusaha menyelidiki secara mendalam tentang proses perilaku kelompok dan individu. Hal itu dapat dilakukan dengan mempergunakan berbagai cara. Dengan kata lain, metode pengembangan perilaku dapat dibedakan menjadi berberapa macam. Dalam buku ini hanya disebutkan 4 macam yaitu, jaringan manajerial, latihan kepekaan, pembentukan tim, dan umpan balik survai.
Jaringan manajerial : Jaringan manajerial atau kisi manajerial disebut juga latihan jaringan adalah suatu metode pengembangan organisasi yang didasarkan jaringan material. Teori ini dipelopori oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Menurut mereka, gaya kepemimpinan akan menjadi sangat efektif apabila perhatian pimpinan terhadap produksi dan orang dalam keadaan seimbang. Dalam hal demikian pimpinan menunjukkan perhatian tinggi baik terhadap produksi maupun terhadap orang.
Latihan Kepekaan : merupakan latihan dalam kelompok. Oleh karena itu metode ini dinamakan pula metode T-group. dalam metode ini yang dimaksud dengan kepekaan adalah kepekaan terhadap diri sendiri dan terhadap hubungan diri sendiri dengan orang lain. Metode ini berlandaskan pada anggapan bahwa kesulitan untuk berprestasi disebabkan oleh adanya persoalan emosional dari kelompok orang-orang yang harus mencapi tujuan.
Pembentukan Tim : Merupakan salah satu metode pengembangan organisasi dengan mengembangkan perilaku kelompok melalui suatu teknik intervensi yang disebut pembentukan tim. Tujuan dari pada pengembangan perilaku kelompok ialah untuk melakukan pekerjaan secara efektif dengan membentuk tim.
Umpan Balik Survai : adalah suatu metode yang berusaha mengumpulkan data-data dari para anggota organisasi. Data itu meliputi data-data yang berhubungan dengan tingkah laku, sikap, seta berbagai perasaan lain yang ada pada diri setiap anggota organisasi.

2. Metode Pengembangan Keterampilan dan Sikap
Metode ini merupakan suatu program latihan yang dilaksanakan secara terus-menerus dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para anggota organisasi. Oleh karena itu yang dimaksud dengan latihan atau training adalah suatu proses pengembangan kecakapan, pengetahuan, keterampilan, keahlian, dan sikap tingkah laku dari para anggota organisasi. Program latihan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya ialah latihan di tempat kerja, latihan instruksi kerja, latihan di luar tempat pekerjaan, dan latihan di tempat kerja tiruan.
Latihan di tempat kerja : Latihan kerja di tempat kerja yang sebenarnya. Latihan ini melatih anggota organisasi untuk menjalankan pekerjaan-pekerjaan dengan lebih efisien. Keuntungan yang diperoleh dalam latihan di tempat kerja ini antara lain, sangat ekonomis karena para peserta tetap produktif selama mereka mengikuti dan menjalankan latihan, selain itu prestasi anggota organisasi tidak akan berkurang atau hilang, hal ini sangat berbeda apabila dibanding dengan latihan yang diadakan diluar tempat kerja. Latihan yang di luar tempat kerja akan mengakibatkan sebagian prestasi hilang apabila peserta latihan kembali ke tempat kerjanya masing-masing.
Latihan instruksi kerja : Terdiri dari 3 macam yaitu Job Instruction Training (latihan mengenai proses pemberian instruksi-instruksi kerja. Para peserta latihan mula-mula diperkenalkan dengan pekerjaan, dan kepada mereka diberikan berbagai instruksi dan demonstrasi secara bertahap mengenai fungsi pekerjaan.) Job Methode Training (Latihan yang berhubungan dengan penyederhanaan kerja) Job Relation Training (Latihan yang berhubungan dengan faktor manusian di dalam pekerjaannya setiap hari)
Latihan di luar tempat kerja : merupakan latihan yang diadakan di luar tempat kerja. Salah satu keuntungan dari latihan ini adalah adanya motivasi dari para peserta latihan untuk lebih memahami materi/bahan pelajaran mengingat mereka tidak dibebani dengan pekerjaan selama mereka mengikuti latihan.
Latihan di tempat kerja tiruan : adalah latihan yang diberikan pada tempat kerja tiruan. Latihan ini umumnya diberikan kepada mereka yang bekerja di tempat-tempat kerja yang membawa risiko cukup besar. Dengan latihan ini diharapkan para peserta lebih banyak menguasai tentang teknik-teknik kerja yang baik.
è Tipe-tipe kepemimpinan
1.       Tipe Demokratis
Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
2.       Tipe pemimpin Otokratis
Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
3.       Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
4.       Tipe Militeristis
Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihanMenuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
Sukar menerima kritikkan dari bawahan
Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan.
5.       Tipe Paternalistis
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
Bersikap terlalu melindungi
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya
Sering bersikap maha tahu.
Teori Kepemimpinan
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain:
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
1. Teori-teori dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
Ø Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
Ø Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:
a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.
b. Model ” Interaksi Atasan-Bawahan”
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila: * Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik; * Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi; * Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.
c. Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah * Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.
d. Model ” Jalan- Tujuan ”
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.
e. Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan” :
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.
Referensi:
-          http://isma-ismi.com/pengertian-komunikasi.html
-          https://amirlahjeni.wordpress.com/2012/03/30/unsur-unsur-komunikasi/
-          http://yuliacenonk.blogspot.com/2012/03/16.html
-          http://kanissaputri.blogspot.com/2013/11/faktok-faktor-perubahan-organisasi.html
-          http://tkampus.blogspot.com/2012/01/perubahan-dan-pengembangan-organisasi.html
-          http://prismamika.blogspot.com/2012/04/135-metode-pengembangan-organisasi.html
-          http://www.cicikresticonsultant.com/tipe-kepemimpinan/
-          http://ekoif.weebly.com/teori-kepemimpinan.html


Recent Posts

Unordered List